Selasa, 25 Mei 2010

Mereka Yang Membenci Thariqat

Syekh Naqsybandi QS, pilar utama Tarekat Naqsybandi memberi nasihat kepada khalifahnya, Syekh Ala’ud-Din al-Bukhari QS, “Jangan dengarkan orang terpelajar yang menyangkal tarekat. Jika engkau mendengarnya, maka selama tiga hari Setan akan mengendalikan dirimu. Jika engkau tidak bertobat dalam tiga hari, dia akan menguasai orang itu selama 40 hari, dan jika tidak bertobat dalam 40 hari, engkau akan menerima kutukan selama 1 tahun.”
Kini di masa kita, banyak sekali orang yang menyangkal tarekat. Tinggalkan mereka, jangan berargumen dengan mereka. Mereka seperti Abu Jahal, Rasulullah SAW berkata kepadanya, tetapi ia tidak menerimanya. Kita tidak lebih kuat daripada Rasulullah SAW. (Syekh ‘Abdullah Fa’iz ad-Daghestani QS)

http://sufimuda.wordpress.com/2008/06/12/mereka-yang-membenci-thariqat/

NUR MUHAMMAD

Pokok dari ajaran agama adalah mengajarkan kepada ummatnya tentang bagaimana berhubungan dengan Tuhan, cara mengenal-Nya dengan sebenar-benar kenal yang di istilahkan dengan makrifat, kemudian baru menyembah-Nya dengan benar pula. Apakah agama Islam, Kristen, Hindu dan lain-lain, semuanya mengajarkan ajaran pokok ini yaitu bagaimana seseorang bisa sampai kehadirat-Nya. Karena itu pula Allah SWT menurunkan para nabi/Rasul untuk menyampaikan metodologi cara berhubungan dengan-Nya, tidak cukup satu Nabi, Allah SWT menurunkan ribuan Nabi untuk meluruskan kembali jalan yang kadangkala terjadi penyimpangan seiring berjalannya waktu.

Nabi Adam as setelah terusir dari syurga bertahun-tahun bahkan berpuluh tahun bertobat kepada Allah SWT tidak diampuni, setelah Beliau berwasilah (teknik bermunajat) kepada Nur Muhammad barulah dosa-dosa Beliau diampuni oleh Allah SWT, artinya Allah mengampuni Adam as bukan karena ibadahnya akan tetapi karena ada faktor tak terhingga yang bisa menyambungkan ibadah beliau kepada pemilik bumi dan langit. Lewat faktor tak terhingga itulah maka seluruh permohonan Nabi Adam as sampai kehadirat Allah SWT. Faktor tak terhingga itu adalah Nur Muhammad yang merupakan pancaran dari Nur Allah yang berasal dari sisi-Nya, tidak ada satu unsurpun bisa sampai kepada matahari karena semua akan terbakar musnah kecuali unsur dia sendiri yaitu cahayanya, begitupulah dengan Allah SWT, tidak mungkin bisa sampai kehadirat-Nya kalau bukan melalui cahaya-Nya

Nur Muhammad adalah pancaran Nur Allah yang diberikan kepada Para Nabi mulai dari Nabi Adam as sampai dengan Nabi Muhammad SAW, dititipkan dalam dada para Nabi dan Rasul sebagai conductor yang menyalurkan energi Ketuhanan Yang Maha Dasyat dan Maha Hebat. Dengan penyaluran yang sempurna itu pula yang membuat nabi Musa bisa membelah laut, Nabi Isa menghidupkan orang mati dan Para nabi menunjukkan mukjizatnya serta para wali menunjukkan kekeramatannya. Karena Nur Muhammad itu pula yang menyebabkan wajah Nabi Muhammad SAW tidak bisa diserupai oleh syetan.

Setelah Rasulullah SAW wafat apakah Nur Muhammad itu ikut hilang?

Tidak! Nur tersebut diteruskan kepada Saidina Abu Bakar Siddiq ra sebagai sahabat Beliau yang utama sebagaimana sabda Nabi:

“ Tidak melebih Abu Bakar dari kamu sekalian dengan karena banyak shalat dan banyak puasa, tetapi (melebihi ia akan kamu) karena ada sesuatu (rahasia) yang tersimpan pada dadanya”

Pada kesempatan yang lain Rasulullah bersabda pula :
“Tidak ada sesuatupun yang dicurahkan Allah ke dadaku, melainkan seluruhnya kutumpahkan pula ke dada Abu Bakar Siddiq”.

Nur Muhammad akan terus berlanjut hingga akhir zaman, dan Nur itu pula yang terdapat dalam diri seorang Mursyid yang Kamil Mukamil yang wajahnya juga tidak bisa diserupai oleh syetan. Memandang wajah Mursyid hakikatnya adalah memandang Nur Muhammad dan sudah pasti memandang Nur Allah SWT.

Nabi SAW bersabda :

La yadhulunara muslimun ra-ani wal man ra-a man ra-ani wala man ra-a man ra-ani ai walau bisab’ina wasithah, fainnahum khulafa-li fi tablighi wal irsyadi, inistaqamu ala syarii’ati.


“Tidak akan masuk neraka seorang muslim yang melihat aku dan tidak juga (akan masuk neraka) yang melihat orang yang telah melihat aku, dan tidak juga (akan masuk neraka) orang yang melihat orang yang telah melihat aku, sekalipun dengan 70 wasithah (lapisan/antara). Sesungguhnya mereka itu adalah para khalifahku dalam menyampaikan (islam/sunahku) mengasuh dan mendidik (orang ramai), sekiranya mereka itu tetap istiqamah didalam syari’atku” (H.R. Al – Khatib bin Abd.Rahman bin Uqbah).

Makna melihat dalam hadist di atas bukan dalam pengertian melihat secara umum, karena kalau kita maknai melihat itu dengan penglihatan biasa maka Abu Jahal dan musuh-musuh nabi juga melihat beliau akan tetapi tetap masuk Neraka. Melihat yang dimaksud adalah melihat Beliau sebagai sosok nabi yang menyalurkan Nur Allah kepada ummatnya, melihat dalam bentuk rabithah menggabungkan rohani kita dengan rohani beliau.

Darimana kita tahu seseorang itu pernah melihat Nabi dan bersambung sampai kepada Beliau? Kalau melihat dalam pengertian memandang secara awam maka para ahlul bait adalah orang-orang yang sudah pasti punya hubungan melihat karena mereka adalah keturunan Nabi.

Akan tetapi karena pengertian melihat itu lebih kepada rabitah atau hubungan berguru, maka yang paling di jamin punya hubungan melihat adalah Para Ahli Silsilah Thariqat yang saling sambung menyambung sampai kepada Rasulullah SAW.

Syukurlah bagi orang-orang yang telah menemukan seorang Guru Mursyid yang silsilahnya bersambung kepada Rasulullah SAW, yang selalu memberikan pencerahan dengan menyalurkan Nur Muhammad sebagai Rahmatan Lil ‘Alamin, bermohon atas namanya niscaya Allah SWT akan mengabulkan do’a dan dari Mursyid lah Firman Nafsani dari Allah terus berlajut dan tersampaikan kepada hamba-Nya yang telah mendapat petunjuk.

Barulah kita tahu kenapa memandang wajah Mursyid itu bisa mengubah akhlak manusia yang paling bejat sekalipun, karena dalam wajah Mursyid itu adalah pintu langsung kepada Allah SWT.

Nabi Adam as diampuni dosanya dengan ber wasilah kepada Nur Muhammad, apa mungkin dosa kita bisa terampuni tanpa Nur Muhammad?

Marilah kita memuliakan Guru Mursyid kita sebagai bhakti kasih kita kepadanya, dari Beliaulah Nur Muhammad itu tersalurkan sehingga bencana sehebat apapun dapat ditunda, sesungguhnya Guru Mursyid itu adalah Guru kita dari dunia sampai ke akhirat kelak, jangan kita dengarkan orang-orang yang melarang memuliakan Guru sebagai Ulama pewaris Nabi sesungguhnya ajaran demikian itu baru muncul di abad ke-18, muncul akibat keberhasilan orang orientalis menghancurkan Islam dari dalam.

Ingat pesan dari Nabi SAW yang mulia :
“Muliakanlah Ulama sesungguhnya mereka adalah pewaris pada nabi, barang siapa memuliakan mereka maka telah memuliakan Allah dan Rasul-Nya” (H.R. Al – Khatib Al – Baghdadi dari Jabir R.A.)

Syukur yang tak terhingga bagi orang-orang yang telah menemukan ulama pewaris Nabi, yang apabila memandang wajahnya sama dengan memandang Nur Muhammad, wajah yang tidak bisa diserupai oleh syetan, dengan wajah itu pula yang bisa menuntun kita dalam setiap ibadah, dalam kehidupan sehari-hari, wajah yang kekal abadi, wajah Nur Muhammad.


Alhamdulillahhirabbil ‘Alamin

http://sufimuda.wordpress.com/2008/06/24/nur-muhammad/

SEUNTAI KATA HIKMAH PARA SYAIKHUL AKBAR GURU MURSYID THAREKAT NAQSYABANDI

Syaikh Ahmad al-Faruqi Sirhindi berkata
Ketahuilah bahwa melakukan perjalanan (suluk) pada Tariqah yang paling Mulia ini adalah dengan ikatan (rabitah) dan cinta pada Syaikh yang kita ikuti.
Syaikh seperti itulah yang berjalan di Jalan ini dengan keteguhan (istiqamah), dan ia tercelupi (insabagha) dengan segenap macam kesempurnaan melalui kekuatan daya tarik Ilahiah (jadzbah).
Pandangannya menyembuhkan penyakit-penyakit hati dan konsentrasinya atau pemusatan pikirannya (tawajjuh) mengangkat habis cacat-cacat ruhani.

Ala’uddin al-Bukhari al-Attar
Aku diberi kekuatan oleh Syaikhku, Syaikh Naqsybandi, sedemikian rupa sehingga bila Aku ingin memfokuskan setiap orang di alam semesta ini, Aku akan mengangkat mereka semua ke tingkat ihsan.  
Niat dalam berkhalwat adalah untuk meninggalkan segala hubungan duniawi dan mengarahkan diri kepada Tuhan.
Tingkat Kefanaan Ketika Allah membuatmu lupa akan kekuatan duniawi maupun Kerajaan Surgawi, itu adalah Kefanaan yang Mutlak. Dan Jika Dia membuatmu lupa akan Kefanaan yang Mutlak itu, itu adalah Inti dari Kefanaan yang Mutlak. 
Waspadalah dalam menyakiti hati para Sufi.
Jika engkau menginginkan persahabatan dengan mereka (para sufi), pertama kalian harus belajar bagaimana bertingkah laku di hadapan mereka. Kalau tidak kalian akan menyakiti diri sendiri, karena jalan mereka adalah jalan yang paling lembut.
Jika kalian berpikir bahwa kalian telah berperilaku paling baik berarti engkau telah salah, karena memandang dirimu baik adalah suatu kesombongan.
Diam adalah keadaan terbaik, kecuali dalam tiga kondisi: kalian tidak boleh berdiam diri dalam menghadapi gosip buruk yang menyerang hatimu, kalian tidak boleh berdiam diri dalam mengarahkan dirimu untuk mengingat Allah, dan kalian tidak boleh berdiam diri ketika pandangan spiritual dalam hatimu memerintahkan untuk bicara
Melindungi hatimu dari pikiran jahat sangatlah sulit, dan Aku melindungi hatiku selama 20 tahun dengan tidak membiarkan ada satu godaan pun yang memasukinya.
Amalan terbaik dalam Thariqat ini adalah menghukum godaan dan gosip di dalam hati.
Aku tidak senang terhadap beberapa murid, karena mereka tidak berusaha untuk menjaga keadaan pandangan spiritual yang muncul kepada mereka.

Jika hati para pengikut (murid) dipenuhi dengan cinta terhadap Syaikh, maka cinta ini mengalahkan semua cinta dalam hatinya, sehingga hati itu dapat menerima transmisi Pengetahuan Ilahi, yang tidak berawal dan tidak berakhir.


Murid harus merasa yakin bahwa tidak akan mencapai tujuannya kecuali melalui kepuasan dan cintanya pada Syaikhnya.  Murid harus mencari kepuasan itu dan dia harus tahu bahwa semua pintu telah terkunci, kecuali satu pintu, yaitu Syaikhnya. 

 
Murid harus mengorbankan dirinya demi Syaikhnya, Walaupun dia telah mempunyai pengetahuan tertinggi dan mujahada (kapasitas untuk berusaha) yang paling tinggi, dia harus meninggalkan semuanya dan sadar bahwa dia tidak ada artinya di hadapan Syaikhnya.
Para murid harus memberikan otoritas penuh kepada Syaikh dalam segala urusannya, baik religius maupun duniawi, sedemikian sehingga dia tidak mempunyai keinginan selain keinginan Syaikhnya.
Mengunjungi Syaikh adalah suatu Sunnah Wajiba, yaitu suatu kewajiban setiap murid, paling tidak setiap hari, atau setiap hari lainnya, dan senantiasa menjaga batas dan kehormatan antara dirimu dengan Syaikh.
Jika jarak antara kalian dengan Syaikh cukup jauh, kunjungilah paling tidak sekali sebulan atau dua bulan sekali agar hubungan kalian tidak terputus, Janganlah kalian puas hanya tergantung pada koneksi antara hatimu dengan hati mereka.
Aku memberi jaminan kepada setiap pencari dalam thariqat ini, jika dia meniru Syaikh dengan hati yang tulus, pada akhirnya dia akan menemukan realitasnya. 
Syaikh Naqsybandi memerintahkan Aku untuk meniru beliau dan apa pun yang Aku lakukan untuk meniru beliau, sehingga dengan segera Aku dapat memetik hasilnya.

Syaikh Naqsybandi memperingatkanku, barang siapa menginginkan Maqam  Kewalian, maqam yang penuh kesempurnaan, dia akan tersesat.

 
Jika Murid meniru syaikhnya  ketika sedang berada dalam Maqam Kesempurnaan, dia akan berada dalam bahaya, seperti halnya ketika dia ingin terbang  tanpa mengembangkan sayapnya.

Shaikh Muhammad Baba as-Samasi
Jadilah orang yang terbimbing dengan ajaran Syaikhmu, sebab ajaran itu dapat menyembuhkanmu secara langsung dan lebih efektif daripada membaca kitab.

Ketika bersama Syaikhmu Kalian harus menjaga hadab.  kalian harus menjaga hati dan tidak boleh berbicara di tengah kehadirannya dengan suara yang keras, kalian juga tidak perlu menyibukkan diri dengan shalat dan ibadah sunnah ketika sedang bersamanya.

 
Jagalah kebersamaanya dalam segala hal. Jangan berbicara ketika mereka sedang berbicara. Dengarkan apa yang mereka katakan. Jangan melihat apa yang mereka miliki di rumah, terutama di kamar dan dapurnya.
Jangan berpaling kepada Syaikh yang lain tetapi yakinlah bahwa Syaikhmu akan membuatmu tiba di tujuanmu. Jangan menyambungkan hatimu dengan Syaikh yang lain, bisa saja kalian akan terluka karena melakukan hal itu.

Dalam menjaga kehadirat Syaikhmu, kalian tidak boleh menyimpan sesuatu dalam hatimu kecuali Allah SWT dan Nama-Nya.

Syaikh Muhammad Zahid
Di awal perjalananku dalam Thariqat ini, Aku duduk di sampingnya suatu hari di musim semi. Sebuah keinginan akan semangka masuk ke dalam hatiku. 
Beliau melihatku dan berkata, Muhammad Zahid , pergilah ke sungai di dekat kita itu dan bawakan kepadaku apa yang engkau lihat dan kita akan memakannya. Dengan segera Aku pergi ke sungai itu. Airnya sangat dingin. Aku menyelam ke dalamnya dan menemukan sebuah semangka di bawah air, sangat segar, seolah-olah baru saja dipotong dari dahannya. Aku sangat bergembira dan Aku mengambilnya dan berkata, ‘Wahai Syaikhku terimalah aku.
Beliau berkata kepadaku, ‘Wahai Muhammad zahid, bila engkau pergi mengunjungi Syaikh atau ketika engkau duduk di tengah kehadiran Syaikh, berhati-hatilah agar jangan meletakkan kakimu sedemikian rupa sehingga kakimu menghadap ke arahnya. 
Aku menemukan sebuah pohon dan berbaring di bawahnya dengan kaki berselonjor. Sayangnya seekor binatang datang dan menggigit kakiku. Kemudian aku tertidur lagi dengan rasa nyeri, dan ketika aku tertidur seekor binatang menggigitku lagi. Tiba-tiba aku sadar bahwa Aku telah membuat suatu kesalahan besar, Aku telah menghadapkan kakiku ke arah Syaikhku. Dengan segera Aku bertaubat dan binatang yang menggigitku itu pun pergi.

Syaikh Khalid al-Baghdadi
Setelah shalat ‘Isya Syaikh Khalid memasuki ruang kamar rumahnya, dan memanggil seluruh anggota keluarganya,  dan berkata kepada mereka, “Aku akan meninggal dunia pada hari Jumat.” Mereka tinggal bersamanya sepanjang malam. Sebelum Subuh beliau bangun, berwudhu dan melakukan shalat. Lalu beliau memasuki kamarnya dan berkata, “Tidak ada yang boleh memasuki kamarku kecuali orang yang telah kuperintahkan.” Beliau berbaring di sisi kanannya, menghadap kiblat dan berkata, “ Aku membawa semua wabah yang menyerang Damaskus.”
Beliau mengangkat tangannya dan berdo’a, “Siapa pun yang terkena wabah itu, biarkan wabah itu mengenaiku dan bebaskan orang-orang di Syam”.
Kamis tiba dan seluruh kalifahnya memasuki kamarnya. Sayyidina Isma`il ash-Shirwani bertanya kepadanya, “Bagaimana keadaanmu?” Beliau berkata, “Allah telah menjawab doaku. Aku akan membawa semua wabah yang melanda orang-orang di Syam dan Aku sendiri akan meninggal dunia pada hari Jumat.

Syaikh Ismail ash-Shirwani
Sufisme adalah kemurnian, dia bukan suatu deskripsi (gambaran). Dia adalah Kebenaran tanpa akhir, bagaikan sungai mawar merah.”
“Tasawwuf adalah berjalan dengan Rahasia Allah”

Saidi Syaikh Kadirun Yahya Muhammad Amin
Tidaklah cukup kalau hanya berguru kepada yang menunjuki adanya TUHAN.
Tapi Bergurulah pada yang bisa menuntun kita kehadiratnya.
Rasulullah adalah pembawa wasilah, is the big conductor, is the wasilah carrier, is the missing link.
Yang di maksud Silsilah itu yaitu: Silsilah ke-arwahan (qaddaza). Jasmaninya berlainan, turunannya dari berbagai bangsa, tempat tinggalnya di segala pelosok dunia, arwahnya jadi satu dengan Rasul Allah yang di surikan oleh Allah, menjelma menjadi tempat tumpuan al-quran dan hadits.
Ada dua gerakan perbuatan manusia, Satu gerakan timbul dari hati yang berisi unsur keTuhanan dan ada pula gerakan timbul dari hati yang berunsur kesyaitanan. Tergantung isi hatinya.  sama bergerak tapi tidak sama dasar sumber unsurnya.
Nama Tuhan itu ada sembilan puluh sembilan, nama Muhammad itu ada seratus kurang satu.
Muhammad itu adalah manusia ter-dhahir, Rasulullah terjalin, Allah tersembunyi.
Sinar matahari adalah berjuta-juta tak terhingga banyaknya, tetapi cahaya matahari hanya satu dari matahari yang satu.  Tetapi walaupun apa yang kau pegang, apakah sun beam, cahaya kecil, cahaya besar, apakah bentuk cahaya segitiga, oval, bundar, namun kalau kita letakkan mata kita dalam cahaya itu, kita melihat satu matahari saja.


http://sufimuda.wordpress.com/2008/06/27/seuntai-kata-hikmah-para-syaikhul-akbar-guru-mursyid-tharekat-naqsyabandi/

Senin, 10 Mei 2010

Enam Sahadat

ENAM MACAM SAHADAT



SAHADAT
Sahadat artinya kesaksian. Kesaksian manusia terhadap eksistensinya. Bahwa sejatinya dia adalah hamba Tuhan. Dalam khasanah Pengutusan Wahyu sepanjang masa, mulai dari Adam AS hingga Muhammad SAW, setidak-tidaknya kita mengenal ada enam kesaksian. Berikut wawancara saya dengan KI KUMITIR tentang sahadat dan macamnya beberapa saat yang lalu.
WONG ALUS: Apa arti Sahadat bagi Panjenengan Ki?
KI KUMITIR: Sahadat artinya kesaksian seorang hamba setelah dipilih oleh-Nya menjadi wakil Tuhan bagi alam semesta.
WONG ALUS: Wakil Tuhan apa sama dengan Rasul Ki?
KI KUMITIR: Bisa sama tapi bisa juga tidak. Rasul jelas wakil Tuhan, tapi hakikat sesungguhnya bahwa setiap individu adalah wakil Tuhan juga.
WONG ALUS: Saya pernah mendengar bahwa sahadat setiap rasul yang diturunkan Tuhan di muka bumi ini berbeda-beda. Apa demikian Ki?
KI KUMITIR: Beda bunyinya, tapi substansinya sama. Yaitu tetap pengakuan eksistensi Tuhan Gusti Allah SWT. Tuhan Pencipta Semua Yang Ada. Ada kekhususan pada sahadat Muhammad SAW. Nabi terakhir ini mewartakan pertemuan langsung atau Makrifat kepada-Nya. Ini yang beda dengan syahadat para rasul yang lain.
WONG ALUS: Bisa dijelaskan secara rinci bagaimana bunyi sahadat masing-masing rasul Ki?
KI KUMITIR: Baiklah, akan saya paparkan sebagai berikut:

1. SAHADAT ADAM
Rasul yang pertama adalah nabi adam bunyi sahadatnya begini:
ASHADU ALA ILAHA ILLALLAH WA ASHADU ANNA ADAM KHALIFATULAH.
PERINTAH TUHAN: hai adam kamu adalah utusan ku. Kamu jangan mempunyai keinginan ma’rifat kepada ku.
WALLAHU BATINUL INSAN AL INSANNU DOHIRULLAH.
Artinya: ketahuilah wujud kamu. Kenallah diri kamu. Wujud kamu adalah keadaan wujud aku. Hai! Adam setelah kamu memahami dan mengerti wujud kamu adalah wujud aku. Sekarang kamu harus sholat dua raka’at. Maka sholatlah adalah agar kamu menerima kebaikan.

2. SAHADAT NUH
Rasul yang ke dua adalah nabi nuh sahadatnya adalah begini:
ASHADU ALLA ILAHA ILLALLAH WA ASHADU ANNA NUH HABIBBULLAH.
PERINTAH TUHAN: Hai nuh kamu adalah utusan kami. Kamu jangan berkeinginan ma’rifat kepada kami.
Dalilnya SAMA-SAMI’AN. Kenallah pendengaran  kamu. Pendengaran kamu adalah kenyataan pendengaran kami. Tapi sekarang kamu Nuh harus sholat di waktu zuhur empat raka’at dan kamu harus menerima di berikan dua kuping, dua mata. Begitulah sebabnya sholat zuhur empat raka’at.

3. SAHADAT IBRAHIM
Rasul yang ke tiga adalah nabi ibrahim sahadatnya adalah begini:
ASHADU ALLA ILAHA ILLALLAH WA ASHADU ANNA IBRAHIM KHALIFATTULLAH.
PERINTAH TUHAN: Hai ibrahim kamu adalah utusan kami.kamu jangan berkeinginan ma’rifat kepada kami.
Dalilnya (BASYAR dan BASIRON) Ketahuilah penglihatan kamu. Penglihatan kamu adalah kenyataan penglihatan kami. Kamu harus sholat asar empat raka’at dan kamu harus menerima di berikan dua mata, dua tangan. Begitulah sholat asar wajib kepada umat umatnya.

4. SAHADAT ISA
Rasul yang ke empat adalah nabi isa sahadatnya adalah begini:
ASHADU ALLA ILAHA ILALLAH WA ASHADU ANNA ISA ROKHULLAH.
PERINTAH TUHAN: Hai isa ketahuilah bahwa nafas kamu adalah kenyataan hidup aku. Dan kamu harus sholat tiga raka’at di waktu magrib dan kamu harus mengerti bahwa kamu telah di berikan dua lubang hidung dan nafasnya. Begitulah sebabnya fardu sholat magrib tiga raka’at.

5. SAHADAT MUSA
Rasul yang ke lima adalah nabi musa sahadatnya begini: (kata hidup kita kepada suaranya).
ASHADU ALLA ILAHA ILLALLAH WA ASHADU ANNA MUSA KALAMMULLAH.
PERINTAH TUHAN: Hai Musa kamu adalah utusan kami. Kamu jangan berkeinginan ma’rifat kepada kami. Kenalilah ucapan kamu. Ucapan kamu adalah kenyataan ucapan Ku.
Dalilnya KALAM-MUTAKALIMAN tapi kamu sekarang harus sholat empat raka’at di waktu Isya dan kamu harus menerima di berikan depan, belakang, kanan, kiri. Begitulah sebabnya fardu sholat isa empat
raka’at.

6. SAHADAT MUHAMMAD
Rasul yang ke enam adalah nabi muhammad. sahadatnya adalah begini:
ASHADU ALLA ILAHA ILALLAH WA ASHADU ANNA MUHAMMADDARASULLULLAH.
PERINTAH TUHAN: Hai muhammad kamu adalah utusan kami. Sekarang kamu harus tajali. Kamu harus ma’rifat kepada kami sebab kamu adalah yang paling dekat kepada kami.
Dalilnya: AL INSANNU SIRRI WA ANNA SIRRUHU. artinya: Muhammad! rasa kamu adalah rasa kami. Maka pangkat mu Rasullulah. rasa kamu-rasa kami. Sekarang kamu adalah kekasih kami. Ini kami memberi cara untuk mendekatkan diri kepada kami. Turunlah kamu kepada anak cucu para wali dan umat-umat mu sampai akhir jaman. Begitulah perjanjian kepada rasul.

WONG ALUS: Terima kasih Ki, semoga membawa manfaat bagi kita semua.
KI KUMITIR: Sama-sama Mas, Saya cuma wong cubluk jadi sorry kalau ada kesalahan. Itu semata-mata karena keterbatasan saya sebagai manungso. ***

by. wong alus